Goa Liang Bangkai

Informasi
Goa Liang Bangkai adalah situs wisata yang berada di desa Dukuh Rejo, kecamatan Mantewe, kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Goa liang bangkai merupakan kawasan perbukitan dan didominasi oleh batuan kapur ini menjadi dikenal setelah penemuan tulang belulang di dalam goa. Penamaan goa ini dikarenakan bau di dalam goa yang seperti bau bangkai akibat banyak kelelawar yang hidup di dalamnya. goa Liang Bangkai diperkirakan pernah dihuni oleh manusia prasejarah sebagai tempat tinggal mereka sekitar 3.000 SM. Hal ini dibuktikan dengan adanya artefak berupa sisa makanan, alat rumah tangga dan kerangka tulang manusia purba. Selain itu juga ditemukan lukisan purba di dinding goa tersebut dan mata air dengan airnya yang jernih. Dalam kompleks goa Liang Bangkai terdapat goa-goa lainnya, seperti Goa Utama, Goa 7 Pintu, Goa Sumur, Goa Putri, Goa Salju, Batu Ukir, Ruang Pengantin, Lurung Pupuk, Kahayangan, Goa Kelelawar, Goa Ceruk Jamur, Goa Landak, Goa Babi, Goa Candi dan Goa Susu.
Sejarah

CERITA TENTANG GOA DAN CERUK
DI BUKIT LIANG BANGKAI

  1. Kisah nama Goa Liang Bangkai.

Goa Liang Bangkai merupakan Goa Utama diantara beberapa goa yang ada di bukit liang bangkai ini.

Kisah nama goa liang bangkai ada dua (2) fersi cerita:

-   Kisah yang berkembang sesuai keadaan situasi sekitar goa pada waktu masih berupa hutan lebat.

-   Kisah atau riwayat yang asli sesuai dengan yang terjadi pada waktu itu.

 

Kisah yang berkembang sesuai keadaan situasi pada waktu itu. yaitu;

        Pada waktu sekitar goa masih berupa hutan lebat dari dalam goa yang berhembus angin tercium bau menyengat seperti bau bangkai. Itu terjadi karena goa liang bangkai merupakan goa panjang yang memiliki tembusan dari arah selatan gunung.

        Angin dari arah selatan yang berhembus masuk melalui pintu goa bagian selatan menembus hingga keluar ke mulut goa utama liang bangkai dan membawa aroma tak sedap dari kotoran binatang berupa burung dan kelelawar dan yang lainnya bercampur pospat (Pupuk Pospat Guano) dari dalam goa yang beraroma seperti bau bangkai, aromanya menyengat sampai mencapai lebih dari 50 meter keluar dari mulut goa.

Dari keadaan inilah Goa ini dikatakan liang bangkai.

 

Kisah yang terjadi sesuai riwayat aslinya yaitu;

        Pada waktu lampau kehidupan manusia yang hidup di wilayah ini merupakan tipe masyarakat disebut sebagai peladang berpindah. Mereka hidup membuka hutan sebagai ladang untuk bercocok tanam. Lahan tersebut tidak dirawat terus menerus karena setelah panen lahan lahan tersebut ditumbuhi belukar dan sulit untuk perawatan. Mereka lebih suka membuka hutan baru karena dengan lahan baru tidak harus merawat.

        Kebiasaan lain dari masyarakat pada umumnya disamping bercocok tanam mereka mencari hasil alam yang bisa langsung diambil hasilnya seperti hasil buah buahan hutan misalnya buah Durian, Lansat, Buah kapo, mardaun, lahung, cempedak dan lain lain. Selain buah buahan mereka juga mencari hasil hutan lain sepeti tumbuhan hutan misalnya kayu untuk membikin pondok, kayu sebagai bahan bangunan, Rotan, dan sebagainya. Dan mereka juga mencari hewan buruan misalnya menanggkap binatang liar untuk lauk makan dengan cara tradisional pakai cara memasang jipah (jebakan menggunakan tali) menyoar (memanah atau menembak binatang pada malam hari) dan aneka cara lainnya, termasuk cara menangkap ikan (meringgi, memasang lukah dll.  Dan yang lain lagi mereka mencari hasil ditempat tempat tertentu seperti me ambuh emas, menjuluk sarang walet di goa goa dan sebagainya

Dan dari kisah mencari sarang walet ini lah yang menjadi awal mula dinamainya goa di salah satu sudut bukit tersebut dinamai Goa Liang Bangkai.

Kisah nama goa liang bangkai bermula dari kejadian dua orang penjuluk sarang (orang yang mencari sarang walet di goa goa, dari satu goa ke goa yang lain).

        Pada waktu itu ada 2 (dua) orang yang datang ke goa ini dan memanjat di ketinggian dalam goa untuk menjuluk (mengambil) sarang walet. Baik sarang lukut, sarang hirang maupun sarang putih. Dalam pengambilan/ menjuluk sarang tersebut salah satu teman terpeleset jatuh menimpa batu dibawahnya, terus terjatuh lagi menimpa batu dibawah lagi (orang tersebut terjatuh berkali kali ke bawah) hingga jatuh terguling dan terperosok masuk ke dalam lubang di lantai goa tersebut ke lorong bawah tanah. Setelah kawan satunya turun dan melihat keadaan ke dalam lubang tersebut sang kawan yang jatuh tadi sudah dalam keadaan meninggal dunia. Oleh karena Cuma berdua maka ditinggalkannya si mayat tadi pulang dan memberi kabar kepada keluarga korban. Kemudian bersama keluarganya mendatangi tempat kejadian tersebut lalu membawa pulang jasad tersebut untuk dimakamkan di tempat tinggal asalnya.

        Sejak saat itulah liang atau lubang yang berada di dalam goa tersebut dinamai liang bangkai. Dan Goa tempat lubang tersebut juga dikenal dengan goa “liang bangkai”.

 

  1. Kisah dinamainya Goa Babi

        Goa Babi termasuk salah satu goa yang memiliki kisah mistis yang menjadi bahan pembicaraan pada waktu itu.

        Goa Babi merupakan salah satu goa yang termasuk cukup panjang dan menembus ke belakang bukit. Goa tersebut juga merupakan lintasan para pengunjung wisata yang melakukan perjalanan telusur goa. Tempat tersebut memiliki keunikan tersendiri didalamnya terdapat sarang burung, dan batu unik berupa fosil dari binatang dalam laut yang menghiasi dinding goa.

        Kisah disebutnya goa tersebut dengan nama goa babi adalah oleh karena pada waktu itu goa tersebut merupakan pusat berkumpulnya binatang babi hutan. Babi tersebut teramat banyak dan babi bai tersebut sering mengganggu tanaman para petani yang bercocok tanam di sekitar wilayah ini.

        Pada waktu itu di awal tibanya masyarakat transmigrasi di daerah ini, kawasan ini sudah ada sekelompok penduduk yang tinggal di daerah ini. Mereka adalah para peladang berpindah yang pada setiap tahunnya menanam tanaman di satu tempat setelah panen tahun berikutnya pindah ke tempat yang lain untuk bercocok tanam. Dari merekalah cerita tentang adanya batu babi tersebut berasal.

        Diceritakannya bahwa terdapat batu menyerupai kepala babi berada di area sekitar salah stu goa yang mana batu itu berbentuk kepala babi. Dan batu tersebut bisa berubah rubah  arah. Terkadang menghadap keselatan, terkadang ke utara atau arah lainnya.

        Dipercyai oleh masyarakat sekitar bahwa apabila batu tersebut menghadap ke utara, maka rombongan babi akan memakan atau menyerang tanaman petani yang berada di sebelah utara. Apabila menghadap ke arah selatan, maka hama babi tersebut menyerang tanaman petani yang berada di arah selatan. Dan demikian pula apabila menghadap ke arah yang lainnya. Oleh karena batu kepala babi tersebut berada di area goa yang sering menjadi tempat berkumpulnya babi babi hutan, maka goa tersebut dikenali atau dinamai dengan “goa babi”.

        Kisah mistisnya batu kepala babi tersebut sudah menjadi bahan pembicaraan masyarakat pada waktu itu. Hingga sekarang situasi area tersebut sudah menjadi tempat wisata, maka untuk menghindari adanya paham atau pemikiran menyimpang oleh orang orang yang salah (takut menjadi tempat yang menjadikan syirik), maka keberadaan batu tersebut dirahasiakan. 

 

  1. Kisah goa putri (Goa Batu muda)

        Kisah dinamainya Goa Putri berasal dari cerita rakyat yang menyebutkan bahwa pada zaman itu terdapat beberapa kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Setidaknya ada dua (2) pemuda dari kelompok yang berbeda yang menaksir kepada seorang gadis yang berparas sangat cantik, memiliki rambut yang panjang dan dari kecantikannya itu menimbulkan terjadinya persaingan dari banyak pemuda.

        Akibat dari persaingan itu akhirnya ada 2 (dua) pemuda yang merasa kuat dan bersaing untuk mendapatkan simpati dari gadis tersebut. Dan kemudian terjadilah persaingan yang kurang sehat dan gadis tersebut merasa bersalah karena tidak dapat mendamaikan pertikaian dari dua kelompok pemuda itu. Oleh karena merasa tidak dapat berbuat adil dan tidak dapat mendamaikan kedua belah pihak gadis itu memupus dirinya tidak akan menerima keduanya dan memutuskan untuk menghindar dari keduanya. sehingga pada suatu ketika kedua pemuda tersebut mendesak untuk dapat jawaban dari sang gadis maka gadis tersebut (oleh karena merasa bersalahnya) tidak bisa mendamaikan keduanya akhirnya lari dan masuk kedalam goa.

        Setelah gadis tersebut lari, Pertikaian tersebut seketika berhenti dan kemudian keduanya mencari gadis itu kedalam goa tersebut namun tidak ditemukan. Sedangkan diketahui jelas masuk kesana. Keduanya terus mencari namun tetap tidak ditemukan maka disimpulkan bahwa gadis tersebut telah hilang (muksa) di dalam goa itu. Dan sewaktu waktu bisa terjadi adanya kemunculan gadis tersebut disana.

        Pada awal mula dibukanya tempat tersebut sebagai tempat wisata ada beberapa kali terjadi dari pengunjung yang bisa mendapati sosok putri tersebut tertangkap camera berada diantara gambar foto pengunjung. Salah satu contoh ada pengunjung yang mengambil foto temannya dua orang, tiba tiba hasil foto tersebut terdapat 3 (tiga) gambar dengan sosok putri cantik rambut panjang bergaun putih berada diantara kedua teman yang difoto tersebut. Dan hingga sekarang tidak jarang ada salah satu dari pengunjung wisata yang tiba tiba melihat sosok putri tersebut.

        Gadis cantik yang meraga sukma tersebut bernama Putri. Putri itu perempuan namun anak perempuan tersebut memang namanya “putri” atau si putri atau aluh putri. Karena memang anak tersebut merupakan anak kesayangan orang tuanya pada masa hidupnya dulu. Makanya saat ini apabila ada pengunjung yang mengambil rute masuk ke goa itu terkadang diadakan renungan (Do’a) oleh guidenya walau sebentar dimana alat alat penerangan semua dimatikan dan tidak ada yang mengeluarkan bunyi atau suara selama beberapa menit. Setelah itu ada sering terjadi salah satu dari kelompok pengunjung itu melihat sosok putri atau sosok lainnya disekitaran itu.

        Di area goa putri tersebut pada zaman dulu ibarat pemerintahan adalah sebagai pusat pemerintahannya. Pusat pemerintahannya bukanlah di goa liang bangkainya namun di goa putri itu. Karena memang putri di alam tersebut adalah sebagai ratunya.

 

Penulis,

 

Imam Hamami, A. Ma. Pd. TK

           

Sumber Cerita;

 

Arifin, A. Ma. Pd

Cerita yang belum dibukukan :

  1. Kisah / Cerita Goa Candi

  2. Kisah / Cerita Goa Tujuh Pintu

  3. Kisah / Cerita OASE Sendang Sari

  4. Kisah / Cerita Goa Salju.

  5. Kisah / Cerita Ceruk Jamur

  6. Kisah / Cerita Goa Kayangan.

  7. Goa depan P. Pangudi (belum ada nama

  8. Goa belakang P. Hari dan P. Yono(blm ada nama)

  9. Goa Sudiro (belum ada nama)

  10. Goa Paimin (belum ada nama)

  11. Lorong Pupuk (blm ada nama)

  12. Lorong Miring(blm ada nama)

  13. Goa Tirai / atas

  14. Goa Pospat (Ruang Rapat)

  15. Goa Batu Ukir

  16. Goa Susu


Nama nama Goa dan Ceruk

1. Goa pang Bangkai (merupakan goa yang utama) ( untuk wisata )
2. Goa pang Bangkai – Ceruk Jamur ( untuk wisata )
3. Goa Tujuh Pintu dan tembusan ( untuk wisata )
4. Goa Kelelawar dan Lorong Pupuk (blm ada nama) ( untuk wisata )
5. Goa Kayangan 1 dan Goa Kayangan 2 (Goa Pengantin) ( untuk wisata )
6. Goa Landak ( Jalur rute jalan tembus ) ( untuk wisata )
7. Goa Candi ( untuk wisata )
8. Goa Babi ( untuk wisata )
9. Lorong Miring ( khusus )
10. Goa Putri ( untuk wisata )
11. Goa Pandang ( depan Buper)
12. Goa di depan kebon Pangudi ( belum ada nama )
13. Goa Susu dan Goa Batu Ukir ( untuk wisata )
14. Goa Labirin (khusus)
15. Goa Tirai
16. Goa Salju
17. Goa di belakang garapan P. Hari dan P. Yono (belum ada nama)
18. Goa di belakang garapan P. Sudiro 1 ( belum ada nama )
19. Goa di belakang garapan P. Paimin.( belum ada nama )
20. Lorong Panjang.
21. Goa Jago.
22. Lorong Pospat ( untuk wisata ). (belum ada nama)

Peta

Goa Liang Bangkai

Desa Dukuh Rejo ,Kecamatan Mantewe ,Kabupaten Tanah Bumbu, Koordinat Lokasi S 03 ̊20 ̍25.6 ̎ T 115 ̊79 ̍72.3 ̎
Tiket
Hari biasa (Senin-Jumat)Rp. 5000,- Hari Libur (Sabtu-Minggu)Rp. 7000,- HariLibur Besar Rp 10.000,- Mancanegara Rp 20.000,-
Ulasan

Tulis Ulasan

Photo Propil
Nama
Email
Ulasan
Rating